Senin, 25 Juni 2018

KPPS Kampiri Mendistribusikan C6




Pesta rakyat sebentar lagi akan dihelat yang dikemas dalam wadah Demokrasi dibeberapa daerah di mana semua warga negara memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup suatu kaum didaerah itu sendiri. Menjelang perhelatan Demokrasi dilaksanakan para Pejuang pelaksanaan Pemungutan Suara Pilkada khususnya di Desa Kampiri antusias patut diapresiasi dan tak menyurutkan semangatnya demi tegaknya Demokrasi di Negara tercinta ini meskipun hujan deras mengiringi langkah mereka melalui Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) mulai mendistribusikan formulir surat pemberitahuan pemilih atau C6. Pendistribusian tersebut telah dimulai sejak kemarin, dan ditarget rampung sampai hari ini.





Anggota PPS, Hasniadi dan Mursalin menguraikan teknis pendistribusian C6. Menurutnya, KPPS wajib mendatangi pemilih dan menyerahkan langsung C6 tersebut. Apabila pemilih yang tertera dalam C6 tidak ada di tempat, maka tidak boleh dititip. Boleh dititip, dengan pengecualian, yang ditempati menitip tersebut adalah orang yang mengenal yang bersangkutan, misalnya kakaknya, atau keluarganya. *(serumah) Selama bukan, maka tidak boleh dititip,” urai Hasniadi yang sering saya sapa Adi yang dihubungi di sekretariatnya.



Sebanyak 1249 lembar C6 berdasarkan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang akan didistribusikan di 4 TPS, dan akan disalurkan lewat tangan tangan handal KPPS ujar Hasniadi/Adi via WA.



Terkait pengawasan yang wajib diperketat karena rawan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, PPS Melakukan pemantauan via group WA KPPS dalam
menyalurkan C6 tersebut.



Hal ini disampaikan anggota PPS Hasniadi dan Mursalin. “Kami sudah instruksikan kepada anggota KPPS di setiap TPS untuk mengawasi jalannya pendistribusian C6,” ujarnya.
Dia juga mengimbau kepada KPPS untuk memastikan C6 terdistribusi kepada orang yang berhak, sehingga tidak menimbulkan potensi penyalahgunaan.



“Kalau misalnya ada yang tidak terdistribusi karena orangnya Meninggal dunia pindah  domisili tdk ditemukan agar C6-KWK dikembalikan ke Sekretariat PPS  yang dsertai dengan berita acara yang akan diteruskan Ke KPU.
Masyarakat juga kami minta proaktif menghubungi KPPS setempat untuk meminta C6-nya,” imbaunya.



Sementara itu, perekapan hasil pendistrubusian oleh PPS di sekretariatnya Desa Kampiri yang dijalankan oleh para anggota KPPS dalam waktu bersamaan hari ini Senin, 25-06-2018 Pukul 16.30 waktu setempat Ketua PPS Desa Kampiri Mursalin, ST melakukan serah terimah logistik 4 TPS di sekretariat PPS oleh team pendistribusian KPU Kab.Soppeng yang dikawal oleh anggota POLRI dan disaksikan langsung ketua PPK Kec.Citta dan Kapol.Sub.Sektor Kec.Citta.




Rabu, 20 Juni 2018

Pengawas Tk.SD Kec.CITTA "Nekat"



Berdasarkan Surat edaran Ka.Dinas Pendidikan Kab.Soopeng tertanggal 08 Juni 2018 Tentang laporan hasil pemantauan Kehadiran ASN setelah Cuti bersama Hari Raya Idul Fitri.
Menindak lanjuti hal surat tersebut, Pengawas Tk.SD Kec.Citta Bpk. SUDIRMAN, S.Sos., S.Pd dalam kiatnya untuk dapat memantau dan meninjau hari pertama masuk Sekolah di binaan Wilayah Kerjanya yaitu di Kecamatan Citta khususnya. Namun bencana Banjir ini sempat menghalangi akses yang sering dilewatinya menuju tempat kerjanya terhalang di jalan Lenrang karena luapan air menggenangi ruas jalan tersebut. Mengingat tugas utamanya sebagai Pengawas ia pun tak pernah surut dalam semangatnya sehingga ia berbalik haluan setir balik lagi ke Cabbeng menuju ke Lajoa untuk dapat bisa tembus ke Kecamatan Citta. Setelah berjuang untuk dapat tembus, ia pun bethasil sampai dan meninjau langsung ke beberapa sekilah binaannya. Patri dedikasinya patut diapresiasi.



Kurang lebih 24 jam hujan deras mengguyur di pehuluan Sungai Walanai dan di Kecamatan Citta khususnya Desa Kampiri dan sekitarnya, akhirnya luapan air tak terbendung lagi sehingga menimbulkan Banjir. Sementara luapan air Sungai Walanae di Kampiri mengakibatkan akses jalan menuju ke Citta sempat pengendara roda 2 dan 4 tertatih tatih untuk dapat melewati jalan tersebut, sebagian rumah warga di beberapa RT terendam termasuk SDN.94 Kampiri juga ikut terendam.




Dihari pertama masuk sekolah banjir pun sudah mulai surut pelan pelan, namun kini menyisakan material lumpur dan sampah berserakan dimana mana.
Kepala Sekolah SDN.94 Kampiri Bpk. LAENRE, S.Pd memimpin langsung rekan guru guru lainnya dalam hal kerja bakti membersihkan ruangan kelas, ruang guru dan merapikan dokumen dokumen penting yang sempat terkena air banjir.






Sebelum sy akhiri tulisan ini, sedikit saya mau menghimbau kepada semua silessurekku malibbeE nasaba Mariki berpikir Positif, janganki panik dgn kondisi alam yg trjadi saat ini nasaba trkadang kita langsung berasumsi bahwa banjir adalah suatu bencana alam yang tidak ada manfaatnya. Padahal engkamuto dampak positifna.
Iyyanaritu :

1. Melatih Kreativitas
Taperhatikan jolo, dengan adanya banjir, nulle tuu muncul ide'ta untuk membangun rumah dengan pondasi yang lebih tinggi. Nappa, Dengan adanya banjir, kita jadi memiliki ide untuk belajar renanf yarega bikin lopi" trbauat dri batang pisang yarega awo bambu.
Dengan adanya banjir, kita jadi memiliki ide untuk mengubah gerobak menjadi alat transportasi yang nyentrik.
Magatasedding, betapa kreatifnya kita ketika banjir datang. Jika saja tak ada banjir, mungkin tak akan ada ide-ide unik semacam itu dii..!

2. Menjadi Ajang Sosialisasi yang Baik
Ketika banjir, Hal semacam ini dapat membuat kita lebih banyak bersosial dengan orang-orang di sekitar kita. Belum lagi seusai banjir nanti, kita akan bergotong royong untuk membersihkan lingkungan. Ini juga menjadi salah satu ajang sosialisasi yang baik.

3. Mengingatkan Kita Untuk Mencintai Alam.
Banjir juga bisa menjadi salah satu 'APPARENGNGARANG'  agar tidak merusak lingkungan dengan cara menebang pohon atau membuang sampah sembarangan.

Jadi, Sitongenna positif yarega tidaknya suatu kejadian bergantung pada sudut pandang kita sendiri, mau mengambil hikmahnya atau mau mengeluh saja.

By. Andi Rahmayuddin, S.Pd
Salamakki tapada Salama.

Minggu, 17 Juni 2018

Wisata Alam Citta mulai diminati para pelancong





#AyoKeSoppeng.
#AyoKeCitta.

Tdk hanya di luar daerah sj, di Soppeng jg byk destinasi wisata yg indah slh1x ada di Lereng Gunung Citta lebih tepatx di Kawasan Wisata Alam Citta. Saat KWA Permandian Citta memang sdh mjdi primadona wisatawan lokal, keindahan alam gunung memang sangat mengagumkan, dan juga jernihx memang menjadi daya tarik yang luar biasa. Tdk hanya kejernihan airnya saja yg menjadi daya tarik tersendiri, akan tetapi pojok taman berfotox sangat menarik utk dijadikan latar moment dan pepohonanx yg menjulang tinggi n menghijau.

Sebelum saya lanjutkan tulisan ini, Alangkah baiknya kita mengetahui dulu keadaan geografis Citta.





Citta merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Luasnya adalah 40 km2 atau 2,7 persen dari total keseluruhan luas daerah Soppeng. Citta merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Liliriaja pada 2007 dan menjadi Kecamatan ke-8 di Kabupaten Soppeng. Berjarak sekitar 35km, Citta merupakan kecamatan terjauh dari ibukota Soppeng. Kecamatan Citta beribukota di Watancitta dan memiliki 4 Desa yaitu Citta, Labae, Kampiri, dan Tinco.






Kawasan Wisata Alam Citta / Permandian Alam. Airnya begitu jernih dan dingin karena langsung mengalir dari mata air dibawah akar pohon besar yang sampai sekarang masih tetap kokoh berdiri menjulang sehingga menjadi daya tarik para pengunjung lokal maupun interlokal untuk melihat langsung dan menikmati dinginnya air jernih yang masih melimpah ruah.








Salah satu pengunjung Andi Syahrul Darmawan (Mahasiswa UNM) mengatakan, Tempat wisata permandian di Desa Citta, Kecamatan Citta, Lokasi ini berpotensi besar menjadi sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat jika benar benar dapat perhatian penuh dari Pemerintah. Tempat wisata ini memiliki dua kolam renang tersebut belum terkelola dengan maksimal. Satu kolam renang juga dijadikan warga sekitar sebagai tempat mandi dan mencuci pakaian. Sementara lokasi pembuatan kolam masih luas yang belum tergarap maksimal.
Warga yang berada di sekitaran Kawasan Wisata Alam khususnya warga Kecamatan Citta sangat mengharapkan sekali perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Soppeng agar dapat membangun KWA lebih maksimal sehingga bisa bersaing dengan objek objek wisata lain yang berada di Kab.Soppeng, dan yang pastinya perekonomian Masyarakat tentu akan lebih meningkat.



Pantauan Permandian alam Citta ini juga merupakan menjadi salah satu pilihan utama para pelancong yang ingin mengisi waktu liburannya disetiap akhir pekan bahkan dihari hari libur besar seperti libur dihari raya sangat ramai dikunjungi meskipun dimusim kemarau melanda airnya tetap jernih dan tidak pernah kering.
Pelan pelan dari pemerintah setempat memoles sedikit dengan memberikan ornamen pendukung latar sebagai kebutuhan foto-foto kepada para pengunjung untuk mengabadikan momentum pentingnya.





Diakhir goresan singkat ini tentang KWA Citta, saya ingin mengajak para pembaca untuk mengetahui sedikit Sejarah singkat asal muasal nama CITTA.

Suatu hari Sang Raja dan para prajuritnya sedang berburu Rusa di wliayah ini. Ketika siang hari sang Raja kelelahan dan merasa dahaga sehingga Sang Raja istirahat dan berteduh di bawah pohon, kemudian Sang raja memanggil pengawalnya untuk mengantarkan air minum, namun persedian air minum untuk raja telah habis. Diperintahkanlah sang pengawal memanggil semua prajurit untuk menghadap sang raja dan ditanya masih adakah yang punya persediaan air minum?. Namun semua prajuritpun kehabisan air minum. Maka Sang raja yang sedang dahaga memerintahkan beberapa prajuritnya berpencar mencari sumber air, namun tidak lama kemudian para prajurit yang diperintahkan mencari sumber air kembali dengan tangan kosong, tak seorang pun mendapatkan air.
Sang Raja mulai kebingungan dan rasa dahaga semakin mendera tenggorokannya. Namun tiba-tiba datang seekor Anjing berbuluh hitam milik Sang Raja, mengendus endus dan sekujur tubuhnya basa kuyup. Kemudian Anjing tersebut berlari-lari kecil menuju suatu tempat, dengan isyarat tubuh Anjing yang basah kuyup Sang Raja memerintahkan prajuritnya segera membuntuti Anjingnya.
Adapun kalimat yang diucapkan Sang Raja yang bergelar Mangkau ketika prajuritnya membuntuti sang anjing yaitu CIDDAI-CIDDAI, Dari kalimat perintah itulah asal mula nama kampung ini yaitu “CIDDAI”.yang berarti “LEBIH CEPAT” Kemudian berubah menjadi “CITTA”.
Ketika para prajurit tiba ditempat yang ditunjukkan sang Anjing dengan isyarat mengendus-endus , tiba tiba prajurit melihat ada mata air yang memancar dari bawah tanah. Lalu Sang Raja memerintahkan mengeruk tanah yang menghalangi aliran air yang memancar itu. Dan lama kelamaan aliran air jernih itu semakin meluap sampai sekarang.



___________________________
Oleh. @Andi Rahmayuddin,S.Pd

Kerahkan aparat Kec. Citta bersihkan lumpur di SDN.94 Kampiri.

Pasca-banjir yang menerjang puluhan rumah warga dan Fasilitas umum lainnya di Desa Kampiri Kecamatan Citta Kabupaten Soppeng. Aparat ...