Kamis, 18 April 2019

29 jam mata melek. Kami kerja ikhlas demi tegaknya Demokrasi




Pemilu serentak 2019 baru saja berlalu, yaaa gak terasa juga, tapi 29 jam mata melek di TPS masih terasa sampai detik ini, lelah pun tak semudah hilang begitu saja. Disisi lain, untungnya kami punya team yang Solid sehingga kerja pun jadi ikhlas dan enjoy.
Hmmm... sedikit mo nyoret-nyoret ntang kami petugas KPPS di lapangan..!

Kami panitia KPPS yang bertugas menjalankan pemungutan suara di setiap TPS. Anggota KPPS berasal dari berbagai kalangan masyarakat lokal, biasanya terdiri dari tokoh masyarakat setempat, perwakilan pemuda, linmas dan unsur masyarakat lainnya. Karena bertugas menjalankan pemungutan suara di TPS, anggota KPPS juga disebut panitia TPS. Peran KPPS mungkin hanya terlihat pada hari pemungutan suara. Namun sesungguhnya fungsi KPPS sangatlah vital melebihi “kemunculan” mereka selama pemilu.




Tak semua orang bisa menjalankan peran sebagai anggota KPPS. Meski hak pilih mereka tetap dijamin, anggota KPPS dituntut untuk netral selama menjalankan tugas dan pekerjaannya. Untuk itulah semua anggota KPPS disumpah terlebih dahulu sebelum pemungutan suara di TPS dimulai. Selama menjalankan tugasnya para anggota KPPS adalah orang yang pertama kali datang sekaligus yang terakhir meninggalkan TPS. Dalam bekerja anggota KPPS juga dituntut memahami peraturan pemilu dan teknis pemungutan suara sekaligus menjadi pelayan demokrasi” yang memfasilitasi rakyat dengan peserta pemilu. Selama berjam-jam kami melayani pemilih yang datang untuk menggunakan hak pilihnya. Setelah pemungutan suara ditutup pekerjaan selanjutnya tak kalah penting bahkan boleh dibilang sangat vital sekaligus menentukan yakni menghitung perolehan suara. Penghitungan suara adalah pekerjaan yang sangat menguras tenaga dan pikiran. Ketelitian dan ketegasan sangat diperlukan untuk menjalankan tugas ini. Tak mudah menjaga konsentrasi untuk meneliti surat suara yang sah dan tidak sah. Di saat yang bersamaan ketegasan mereka diuji karena tak jarang letupan-letupan kecil hingga perdebatan sengit muncul di tahap penghitungan suara yang dihadiri oleh para saksi parpol atau tim sukses caleg.




Suara serak, mata sayu hingga air muka letih begitu mudah terlihat dari para petugas TPS. Tak jarang faktor keletihan ini menyebabkan beberapa kekeliruan kecil namun bisa berdampak besar terjadi seperti keliru menuliskan turus di kolom partai atau caleg yang mendapatkan suara, salah melipat ulang surat suara atau kurang teliti dalam melihat lubang hasil coblosan. Sepele memang tapi bagian inilah yang paling sensitif selama penghitungan suara. Untuk itulah pekerjaan anggota KPPS sebenarnya layak dikategorikan sebagai tugas negara. Perannya sering dianggap remeh, bahkan kerap menjadi sasaran kemarahan dan tuduhan curang oleh pihak yang tak menerima kekalahan, jasa para petugas KPPS sangatlah besar. Mereka memang bukan kontestan pemilu, tapi kerja dan pengorbanan mereka adalah jaminan terselenggaranya pesta demokrasi Indonesia.





Pemilu bukan hanya soal kandidat, capres cawapres, KPU atau Bawaslu saja. Namun banyak instrumen yang penting yang sayangnya kurang mendapat sorotan maupun apresiasi. Salah satunya KPPS, tanpa KPPS tak mungkin pemilu bisa berjalan dengan seharusnya.

Harapan kami, semoga yang terpilih itu bisa AMANAH

Personil TPS.002 Desa Kampiri. Citta.
1. Andi Rahmayuddin
2. Andi Agusman
3. Rika Rusman
4. Jumriati
5. Muslina
6. Lisna
7. Yulis.

Penwas TPS : Syamsul Bahri
Pengamanan : Basman dan Ancu.
________________

Penulis  : Andi Rahmayuddin, S.Pd.
By.Foto  : Lisna dan Muslina.

1 komentar:

Terima Kasih atas kunjungan anda

Kerahkan aparat Kec. Citta bersihkan lumpur di SDN.94 Kampiri.

Pasca-banjir yang menerjang puluhan rumah warga dan Fasilitas umum lainnya di Desa Kampiri Kecamatan Citta Kabupaten Soppeng. Aparat ...