Selasa, 25 Desember 2018

Kiprah SBB Latemmamala Soppeng di Festival Budaya dan Seminar Internasional La Galigo.IIII


Even akbar Festival Budaya dan Seminar  La Galigo. III Tahun 2018 sudah berlalu di Bumi Pertiwi Latemmamala Soppeng. Mata Dunia sempat tertuju tanpa kedip, mendengar dan menyaksikan akan adanya hiruk pikuknya even La Galigo berkiprah di sentra tanah Bugis ini. Para Alumni Sekolah Budaya  Bugis Latemmamala Soppeng (SBB Latemmamala) juga dilibatkan untuk partisipasi pada pelaksanaan even La Galigo ini. Mulai dari :



Prosesi penjemputan adat di Kawasan Wisata Ompo pada acara Pembukaan Festival Budaya dan Seminar Internasional III 2018.





Pelaksanaan Seminar La Faligo Internasional yang dilaksanakan selama 2 hari gedung pertemuan yang diikuti kurang lebih 600 peserta local maupun dari luar Kota termasuk Alumni SBB Latemmamala Soppeng. Dikegiatan ini beberapa Anre Guru SBB Latemmamala dilibatkan sebagai Panitia Pelaksana dari UNHAS pada pagelaran Seminar, termasuk Pimp. SBBLDr.Karim, S.Pd., M.Pd





Kegiatan Kirab Budaya, Alumni SBB Latemmamala dilibatkan partisipasinya dalam pasukan barisan MATOA 60na.






Serta mengisi Pasukan Kirab Budaya Barisan Dinas Pendidikan.




Malam pertama, Alumni SBB Mengisi acara malam kesenian dengan menampilkan Tari PALLAUNG RUMAe yang menceritakan tentang proses Tani Sawah mulai maddoja bine sampai pada proses Massangki.






Penampilan Alumni SBB Latemmamala pada malam berikutnya yaitu persembahan PUISI ELONG PANGAJA yang isinya tentang tersirat bahwa shalat merupakan bekal menuju di alam baka/akhirat.






Tampilan spekta SBB Latemmamala
OPERA BUGIS MEONG MPALO KARELLAE.
Penanggung jwb : Kep.Diknas Soppeng
Naskah Opera : Dr.H.Ajiep Padindang,SE.,MM
Pengarah : Jamal Andi, S.Sos,.M.Si.
Pengarah Pentas : Dr.Karim,M.Pd
Produksi : SBB Latemmamala Sop.
Srbagai Meong Mpalo : Andi Rahman Sulo Mappatappa.
Dalang : Aliassaid Bally.
Penata Musik : Karmawati, S.Pd., M.Pd
Meong Mpalo Karella adlh cerita rakyat yg sgt populer dikaitkan dgn cerita Sawerigading dlm Epos La Galigo. Meong mpalo karellae juga trkait dgn Dewi Sang Hyang Sri (Dewi Padi). Karena itu dlm pandangan Org Bugis hingga skrg sgt mghargai kucing, terutama jika brkendara dan menginjak Kucing mk biasanya berhenti utk menguburkanx.





Persembahan berikutnya Tari Tarawu yang menceritakan tentang para Bidadari turun dari kayangan dengan bersuka ria mandi di danau.



Bupati Soppeng, H.A.Kaswadi Razak dalam sambutannya menuturkan bahwa festival I La Galigo ini sebagai bentuk pelestarian nilai budaya dan sebagai bentuk perekat serta masuknya peradaban asing, kegaiatan ini tidak dimaksudkan untuk melakukan hal” yang berbau sirik. Lanjutnya Naskah I La Galigo merupakan naskah terpanjang, lebih panjang dari mahabarata yang ada di dunia dan telah di akui oleh UNESCO, Naskah La galigo didalamnya terdapat pesan – pesan leluhur dalam berbagai bentuk kearifan lokal.
Sekarang kearifan lokal telah pupus, zaman telah membawa kita pada kehidupan yang tak lagi menjunjung kearifan lokal , perkembangan teknologi yang begitu pesat sehingga nilai kearifan lokal cenderung mengalami pergeseran. Saya ingin menyampaikan pesan leluhur jika ada yang terpecik dalam pikiranmu amati penyebabnya maka engkau tidak akan menemukan penyesalan karena engkau telah melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk. Kami ingin festival ini sebagai benteng pertahanan dan kebudayaan nasional.
Ujar Bupati Soppeng Bpk. H.Andi Kaswadi Razak,SE






2 komentar:

Terima Kasih atas kunjungan anda

Kerahkan aparat Kec. Citta bersihkan lumpur di SDN.94 Kampiri.

Pasca-banjir yang menerjang puluhan rumah warga dan Fasilitas umum lainnya di Desa Kampiri Kecamatan Citta Kabupaten Soppeng. Aparat ...